Rabu, 04 Mei 2011

Aku berlindung dari penyakit Compulsive Hoarding

Saya ingat untuk menulis lagi di blog ini setelah minggu pagi tadi saya bersih2 rumah dan mencuci.
Pagi itu Setelah mengeluarkan baju2 dari mesin cuci , saya angkat ke lantai atas untuk di jemur, saya terpana karena tali jemuran sudah penuh, jemuran yang sudah kering pun masih nangkring di tali2 tersebut (jemuran memang dalam ruangan dibawah atap) saya ingat jemuran itu tidak diturunkan karena tempatnya sudah ga ada lagi, rak dan lemari penuh, di samping jemuran itu ada tiga keranjang besar tempat kain yg sudah kering itupun sudah penuh dan membukit, rak kayu tempat kain yang dilipat sebelum di seterika juga penuh, padahal rak tersebut dibuat 2 tingkat dan panjangnya 4 meter, saya terpana dan baru kali ini menyadari ternyata banyak sekali pakaian saya, sangat banyak .. tali jemuran dijejer 5 baris dengan panjang baris masing2 3 meter itupun sudah sarat, baju2 itu dijemur saling tumpuk, ditali yang lain ada deretan pakaian kantor saya yang di hanger, Masyaallah..., saya terhenyak, disudut ruang jemuran ada kardus besar, bekas TV, baju yang saya beli atau dijahit tapi karena modelnya atau ukuran yang tidak pas langsung masuk kekardus itu, rencananya kalau ada kesempatan akan saya perbaiki ke tukang jahit, sekali lagi saya selalu lupa, maka tertawanlah baju2 itu dalam kotak kardus.
Selama ini saya dibantu tetangga untuk melipat baju2 tersebut dan menyusunnya di lemari atau di rak, sehingga kadang2 saya kesulitan mencari baju yang dibutuhkan, karena bukan saya yang menyimpannya sendiri, daripada pusing membongkarnya maka yang paling gampang adalah ke pasar/ Mall dan beli baju lagi, dilemari kamar saya pun baju2 itu sudah padat sehingga sulit mengeluarkannya dan tragisnya ada yang masih ada labelnya dan belum pernah dipakai, saya panik , baru kali ini saya menyadari betapa mubazir dan sangat tidak terkontrolnya diri ini.
Saya sudah banyak membagi-bagi baju2 yang sudah tidak terpakai ke orang yang membutuhkan, tapi selalu kalah banyak dengan yang saya beli baru, selain baju saya juga suka beli sepatu dan tas , tas tas itu saya tempatkan di rak yang dibikin suami, suami selalu mengomel kalau saya minta bikinkan lagi rak utk tempat tas2 saya, suatu saat suami minta saya berjanji untuk tidak beli tas lagi... tapi yah mata saya tidak akan tidur klu liat ditoko ada tas yang saya suka, akhirnya beli...
Sepatu pun begitu, walaupun tidak sebanyak tas dan baju, tapi ada kira2 setengah lusin sepatu yang belum saya pake.
Pagi itu saya merasa ada sesuatu yang membuat hati tidak enak, karena melihat tumpukan baju yang menggunung, baju2 yang baru saja dicuci harus dijemur tapi tidak ada lagi tali jemuran yang kosong, akhirnya baju2 yang berbulan2 lalu berada di tali jemuran saya turunkan saya tumpuk di bawah, subhanalloh tumpukannya membukit persis seperti baju yg dijual obral, bisa dibayangkan bagaimana porak porandanya ruang jemuran pakaian itu, sangat sembrawut dan mengerikan.., mungkin sudah dua bulan atau lebih baju2 itu terlantar tidak dirapihkan, saya takjub melihat tumpukan baju2 itu, sekaligus sedih dan merasa bersalah,.. saya mulai menjemur baju2 yang saya cuci tadi, setelah selesai menjemur dan hasilnya tali jemuran langsung penuh sesak.., ya Allah... entah kenapa dan tak tau rasa apa yang menghampiri diri ini, begitu sedihnya saya, nelangsa sekali, betapa saya sudah menghambur2kan uang untuk membeli pakaian ini dan mengabaikannya, saya coba mengurai baju yang menggunung itu, memilihnya satu persatu, saya tak habis pikir bagaimana saya bisa punya baju begitu banyak dan saya hampir tidak mengenalnya, saya sampai lupa kalau saya punya baju model ini dan model itu.
Saya punya banyak baju tapi saya sering pake baju yg sama berkali2, karena saya malas mencari baju ditumpukan keranjang atau di rak dan lemari, saya pake yang gampang saya ambil, cuci lalu pake lagi..,
Saya tercenung melihat tumpukan pakaian ini, seketika saya menyadari kalau nafsu belanja saya sangat tidak terkendali, saya tidak kaya dan tidak punya uang banyak, saya seorang PNS, tapi saya selalu ingin memenuhi keinginan untuk memiliki barang2 yang saya suka , saya tidak peduli mana barang yang saya butuhkan dan mana yang saya suka , kalau uangnya cukup saya beli, akhirnya barang2 itu menumpuk dan sekarang ini baru saya sadari barang2 ini sudah mulai mengganggu dan membuat ruang gerak dirumah saya jadi sempit, dan saat ini sudah menyentuh perasaan bersalah saya, pakaian2 ini tidak semuanya saya butuhkan, sy heran bagaimana saya bisa membeli semua ini dan untuk apa saya membelinya.
Satu jam lebih saya mengubek2 tumpukan baju2 itu, kenapa baru sekarang mata hati saya terbuka dan menyadari kalau nafsu belanja saya luar biasa buruknya, siang itu saya putuskan untuk mengurangi tumpukan ini, saya telpon adik , ssya sampaikan kalau saya mau bersih2 , tolong pilih baju2 ini bawa pulang dan bagikan juga pada orang2 yang membutuhkan, akan saya bagi2 juga untuk tetangga dekat.
Saya pernah nonton tayangan Oprah tentang Compulsive Hoarding; suatu penyakit jiwa yaitu org yg selalu ingin memiliki barang2 dan sulit membuang barang2 meskipun barang2 tersebut gak mereka butuhkan. Akibatnya, karena mereka terus menerus membeli barang sedangkan barang2 lamanya gak dibuang2, maka menumpuk deh tuh sampai menggunung dan memenuhi rumah dan bahkan ada yang sampai luber ke halaman segala. Dibilang sakit jiwa karena mereka ini seperti punya keterikatan sama barang2 yang mereka miliki, meskipun gak pernah mereka pake. Jadi kalau mau ngebuang mereka bisa sedih banget dan terguncang jiwanya.
Ampun ya Allah aku berlindung dari penyakit ini, mudahan saya belom sampai ketaraf compulsive ini, saya bersedia mengurangi tumpukan barang2 saya, dan berjanji untuk lebih selektif kalau belanja, dan saya bersyukur bisa menyadarinya sekarang, saya yakin tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.

Suatu saat saya akan punya Wardrobe seperti ini.., rapih menyenangkan, tidak penuh sesak..

3 komentar:

  1. Wah, setiap orang juga pasti punya keinginan untuk memiliki wardrobe semacam ini. Tapi apalah daya karena terbatasan anggaran, saya cuma memendamnya saja di dalam hati dan cuma berharap suatu saat bisa mewujudkannya.

    BalasHapus
  2. Ada teori menyatakan "manusia itu berkeinginan kepada hal yg baru, meskipun itu sebenarnya bukan barang baru".
    Jd pada hakekatnya manusiawi klu ibu memiliki semangat yg tinggi utk memiliki barang yg baru, diantaranya baju yg menumpuk tadi, namun demikian disinilah diuji sejauh mana kita dapat menahan kemauan yg tinggi itu dengan memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan. Alhamdulillah ibu sdh menyadarinya, dan langkah utk menyelesaikan masalah itupun telah ibu lakukan dengan tepat, selain bernilai amal ibadah jg dapat memberikan kenyamanan di dlm rumah, karena tdk lagi melihat tumpukan dan jemuran baju yang tdk teratur dan membuat tidak nyaman memandangnya.....Nah klu sebagian besar sudah disumbangkan...hmm..beli nbaju baru lagi nich...hahaha...

    BalasHapus
  3. woww...!!!, kita emang sering sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
    mungkin belum sampai taraf sakit jiwa, tapi jenius bgt kalo emang mau berubah. Banyak diluar sana yg butuh byk dari kita.
    Salut, moga tambah rejeki dan berkah..bisa membahagiakan lebih byk lagi org lain..Amin.

    BalasHapus