Selasa, 12 Juni 2012

Puisi (2)







camar bukan karang yang kokoh,
 

camar bukan sang elang yang bak baja
 

camar akan melayang menjauh pamit pada lautan
 

membawa kenangan yang sarat dengan cinta yang tajam
 

secuil hati camar makin tergores melihat jejaknya terpaksa dikikis
 

camar ingin memiliki seutuhnya lautan biru yang luas beserta cakrawala jingga
 

camar menyerah, camar hanya bisa bertahan dalam puri yang ditinggal sang elang.


 

2 komentar:

  1. Camar harus tetap kuat menghadapi cabaran dalam hidup karena dengan begitu akan menjadikan sang camar tidak selalu merasa kalah dalam hidup

    ======

    Aduh...beribu maaf ya bu, ternyata ibu ya yang menegor saya tempo hari. Maaf ya bu karena saya tidak "ngeh" kalau itu ibu. Habisnya ibu jarang sih menampilkan foto ibu di blog, jadinya saya agak2 kurang begitu familiar. Pantas saja, teman saya pada waktu itu mengatakan kepada saya : "lho, kok ibu itu tahu namamu, fan?". Saya balas : "Iya, aku juga kurang tahu nih, kenapa ibu itu bisa tahu namaku". Ternyata, yang negor ibu Afifah Kamaruttaman toh. Sekali lagi maaf ya bu. Bukan maksud sy sombong, tapi memang pada waktu itu sy benar2 tidak familiar dgn ibu pada waktu itu. Ibu juga nggak memperkenalkan diri ibu, jadinya ya gitu deh... Maaf ya bu :)

    BalasHapus
  2. Ehh maaf belum dibalas komentar Ifan, maaf ya
    Iyaa ga pa-pa..,bener sekali karena wajah saya tahun 2013 itu belum ada penampakan yang signifikan hehe..
    Kalau wajah Ifan karena terpampang jelas segede Billboard kampanye jadi gampang dikenali :)

    BalasHapus